Hari ini aku mendapat surat dari orang yang sering
membaca karya-karyaku. Namanya Windy, dia selalu mengirimkanku surat dan memberi
ku semangat agar terus berkarya dan dia juga selalu memotivasiku. Suatu hari
Windy memintaku membuat sebuah karya yang bisa memberi semangat. Aku pun
termotivasi oleh saran dari Windy.
Namun tiga minggu telah berlalu aku belum membuat
karya yang diminta Windy, kesibukanku membuatku lupa akan satu janji ku
padanya.
“ Caca, ini ada surat. Dari kemarin mama mau kasih
kamu sibuk terus sih.. “
“dari siapa ma, kok banyak banget ma..?“
“dari Windy.. “
From : Windy
To : Kak Cacha
Assalamualaikum
kak
Kak maaf ya, Windy kirim
surat terus. Pasti kakak bosan kan, tapi Windy selalu menunggu karya-karya
kakak. Widy pengen kayak kakak. Bisa menulis karya-karya yang bagus dan di
senangi semua orang, bisa jadi motivasi buat orang lain lagi.. kak Win
masih nunggu karya yang Windy minta..
Maaf kak ngerepotin J
|
Aku tidak menyangka Windy begitu memperhatikan
karya-karyaku. Aku pun membalas surat dari Windy, aku meminta maaf atas
keterlambatanku. Dengan semangat yang di beri Windy padaku, ahirnya aku pun
menulis karyaku yang bisa memotivasi orang lain. Walau sebenarnya aku tidak tahu
kenapa Windy memintaku membuat karya seperti itu, karya itu menurutku selalu
pas untuk orang-orang yang kehilangan semangat hidup. Ku tepiskan semua fikiran
anehku, yang pasti sekarang aku sudah menepati janjiku pada sahabat penaku ini.
###################
Sejak saat itu akupun semakin dekat dengan Windy,
kami selalu sharing. Aku merasa nyaman mempunyai sahabat pena seperti dia dan
juga bisa mendapatkan seorang adik baru J. Ketika aku lelah dan putus asa dengan pekerjaanku
aku selalu bercerita padanya, dia selalu memberiku semangat. Setiap kata-kata
penyemangat dari Windy membuat aku sangat nyaman bahkan semangat bisa bertambah
dari yang sebelumnya.
Suatu hari, Windy mengajak aku bertemu. Dia ingin
sekali berbicara padaku secara langsung. Aku juga sangat ingin menemuinya dan
mengucapkan rasa terimakasih karena sudah hadir dalam hidupku dan masuk dalam
sebagian cerita hidupku, tapi pekerjaanku sangat menghabiskan waktuku.
Hari ini Windy mengirimkanku surat, aku sudah
menduga pasti Windy mempertanyakan kapan aku bisa bertemu dengannya. Tetapi,
dugaanku tentang Windy salah lagi. Windy mengirimkanku sebuah cerita yang
sangat menyentuh hati. Tak terasa air mataku jatuh dan berlomba-lomba ingin
keluar dari mataku ini.
“Ca…!!! ada kiriman ini..” panggil mama
“iya ma, bentar “ jawabku. Aku pun langsung
menghapus air mataku dan menuju pintu.
“ini dari mana ya pak.?” Tanyaku heran melihat dua
kardus besar di depanku.
“dari Saudari Windy non.”
Windy..???? Aku berpikir keras maksud dari semua
ini. Aku bawa masuk semua kiriman Windy tersebut dan ku buka. Deg, jantungku
terasa berdetak lebih cepat, air mataku mengalir lagi untuk ke sekian kalinya.
Windy mengirimkanku buku-buku muslimah, cara menjadi penulis yang muslimah,
karya muslimah yang memotivasi, perjuangan hidup orang yang kehilangan harapan,
dan semua karya-karyaku.
Ya Allah, aku telah lalai dalam menjalankan tugasku
sebagai wanita yang harusnya sesuai dengan kodratku. Selama ini aku mengejar
dunia, bagaimana dengan akhiratku..?, bagaimana dengan tanggung jawabku sebagai
muslimah
“Ca, kamu kenapa nak..” ujar mama sambil
mendekatiku. Ku peluk mama erat-erat, rasanya aku tidak kuat untuk berjalan dan
melihat diriku saat ini.
“ma, Windy maaa…”
“kenapa dengan .. Wi.. WIii siapa tu..”
“Windy ma,, mama Caca harus pergi sekarang ma.. “ ku
kumpulkan kekuatanku untuk bertemu Windy, aku juga tidak tahu dari mana
datangnya semangatku untuk bertemunya kali ini.
“tapi badan kamu lemas nak,, “
“gak apa-apa kok ma,, pergi dulu ya, assalamualaikum
mama mmmaaah :* “
“waalaikumussalam hati-hati”
Ku pacu mobilku dengan kecepatan tinggi, aku sudah
tidak sabar lagi bertemu dengannya. Untung saja aku mempunyai alamat rumahnya
Windy. Rumah Windy terletak Jauh dari tempatku, kurang lebih dua jam dalam
perjalanan barulah aku sampai di alamat rumah yang pernah Windy beri padaku. Ku tekan bel d rumah Windy, beberapa saat
kemudian muncul seorang ibu yang tampak lelah.
“cari siapa ya nak,,,?” tanyanya lemah
“cari Windy buk”
Mendengar nama itu, mata ibu itu terlihat begitu
tegang, kemudian lemes lagi.
“emang kamu siapa ya..? ada perlu apa nak.”
“saya Caca buk, temannya…..” belum sempat ku
selesaikan kata-kataku ibuk itu langsung menarik lenganku dan memasukkan aku ke
dalam mobilnya.
Aku sangat panic, aku takut di culik. Walaupun aku udah
besarkan tetap aja penculikkan sekarang lagi banyaknya gitu. Ketika mendengar
namaku, wajah lemes itu langsung terulas senyum di wajah letihnya itu.
“kita mau keman buk…?” tanyaku
Ibu itu tidak ada menjawab pertanyaanku sama sekali,
tanpa aku sadari ternyata aku berhenti di sebuah rumah sakit jantung. Aku
mengikuti langkah ibu itu tanpa berani bertanya sedikitpun seperti sebelumnya.
Ibu itu berhenti di depan sebuah kamar dengan langkah lesu ibu itu membuka
kamar tersebut. Aku melihat seorang gadis remaja yang terbaring lemah dengan
berbagai alat bantu pernafasan di tubuhnya. Aku berharap itu bukan Windy, ntah
kenapa rasanya aku tidak rela kalau sahabatku Windy yang terbaring disana.
Dia menatapku dan tersenyum, ku lihat betapa
susahnya dia untuk berbicara.
“Assalamualaikum wr wb” sapaku.
Aku tak dapat menahannya lagi, ku peluk Windy degan
erat, walau pertama kali bertemu tapi aku sangat merasa dekat. Butiran air mata
ini jatuh, menggambarkan lukanya hatiku, aku terluka bukan karena dia
menyakitiku. Tapi karna rasa bersalahku yang selalu menunda untuk bertemunya.
“waa..aaalaikumuuuussalam kak, ja..jaangannn
nangisss kak”
Ku genggam tangannya, aku tak ingin tau tentang
penyakitnya. Egokah aku..?. aku hanya ingin terus bersamanya, seolah kami telah
lama bersama. Itu aja kok, aku menyayanginya. Sahabatku dan adikku tersayang.
“Wiiinnn, Ba..baaik aaajaa kook aaakk..kaak.. maa
maakaasiihh uuu..uudaah dataang”
“kamu gak usah banyak bicara dulu ya dek Win, kakak
minta maaf baru bisa menemui Windy. Windy gadis remaja yang kuat, Windy pasti
bisa sembuh.. Terima kasih Windy karena telah hadir dalam hidup kakak, dan
terima kasih atas buku-bukunya.. “
“kaaakk jaaangaaan nanaanggiis, kakaataa ooraangg
peereempuuan ttuu jjjeeeleekk kalaaau nanaannggiiss ,, tteerssennyumllah kakk,
kakaarnaaa Allah telaahh memmbeeri senyyum terindaah darii balik wajaah kaaak”
“hmmm J iya Windy, kamu juga harus kuat dek. Allah kan
selalu memberi cobaan yang sesuai dengan kemampuan umatnya. “
Dia hanya tersenyum melihatku, Tuhan ku mohon
sembuhkanlah dia. Untuk gadis remaja seperti dia, cobaan ini terlalu berat. Masa
depannya masih panjang tuhan. Kenapa kau beri penyakit pada gadis sebaik dia..
Aku bahagia bisa bertemu dengannya, aku pun mendapat
pelajaran darinya. Sebesar apapun cobaan yang menimpamu jangan pernah menyerah,
walau kamu sudah tak sanggup lagi memikulnya, walau ingin berhenti, karena
masih banyak orang yang mendapatkan cobaan lebih berat dari kamu tapi dia
baik-baik saja, dia bisa menutupinya.
Waktu pun berjalan begitu cepat, seakan tidak ingin
aku berlama-lama dengan Windy. Aku pun pamit dan berjanji untuk besok datang
bertemu dengan Windy lagi. Aku pun pulang menggunakan taxi karena mobilku masih
di rumah Windy. Baru saja aku naik ke mobilku hp ku pun berbunyi, panggilan
masuk dari nomor tak di kenal. Awalnya aku tidak ingin mengangkatnya karena aku
begitu letih dan itu pasti telepon untuk pekerjaanku.
Tapi hp ku tidak berhenti berdering, dengan malaspun
ku angkat teleponku.
“hallo, assalamualaikum. Ini siapa..” terdengan
suara tangis dari ujung telepoon sana
“Waaalaaaikuumussalam nak,,, “
“buk,, Ada apa dengan Windy buk” dengan ccepat aku
dapat mengenali suara itu, suara mamanya Windy.
“Wiiwiiinndyy Menniinnggaall nakk “
“haaa..? innalillahi wainna ilaihi raji’un, “
tanganku gemetaran, aku panic. Aku enggak tau harus bagaimana, rasanya akut
tidaksanggup untuk mengendarai mobilku.
Aku baru bertemu dengannya tapi kenapa secepat itu
dia di panggil. Ku kumpulkan semua kesadaranku yang masih tertinggal, ku pacu
mobilku ke rumah sakit tersbut. Ku lihat Windy terbaring kaku di atas tempat
tidur itu, ia seolah tersenyum padaku. Baru sahja aku melihat senyum itu kini
senyum itu akan hilang untuk selamanya.
“Nakkk “ panggil ibunya.
Ku peluk ibu Windy, ku ajak ibu Windy duduk dan
menenangkannya.
“innii surat dari Windy nak, terimakasih sudah
datang nak,, “
“iya buk,, “
“Windy sakit kelainan jantung bawaan nak,, ibu ingin
dia hidup sampai tua, tapi mungkin ini takdirnya. Dia telah lama menderita
karena penyakitnya dan mungkin inilah dia harus berhenti untk menahannya
sakitnya..”
“jadi, dari kecil Windy sudah seperti ini buk..?”
Ibu itu hanya diam dan tak menjawab.
###############
Assalamualaikum kak Cacha
Mungkin
saat kakak membaca ini Windy sudah berada di tempat yang nyaman,
terimakasih kaka karna sudah datang. Windy senang banget kak, Sebenarnya
semua cerita kaka member semangat hidup buat Windy, sebenarny windy jga
pengen jadi penulis kaka, tapi windy gak bisa.
Kadang Windy marah dengan
Tuhan, kenapa harus Windy kak yang sakit, kenapa..?. Windy ingin seperti
yang lainnya. Bisa pergi kemana yang mereka suka, bisa main dengan
teman-temannya. Dan bukan bertema dengan obat-obatan dan alat-alat rumah
sakit ini kak..
Tapi Windy sadar, itu karna
Allah sayang Windy. Allah memilih Windy dari sekian banyak orang. Untuk
mengetahui apa Windy bisa. Iya kan kaka..? Windy betul kan.. hehehe.. kaka
Semangat terus ya, Windy mau kak Caca jadi penulis muslimah yag hebat..
wahh itu sungguh mulia kakak. Sampai bertemu di suatu masa kaka..
Wassalam
|
Kini aku benar-benar sadar, banyak
orang yang ingin menjadi seperti aku. Dan aku telah berjanji untuk menjadi
penulis muslimah, yang tau aturan smapai mana aku boleh melangkah.
Terima
kasih buat kamu Windy yang telah mengajariku banyak hal. Aku yakin kamu pasti
bahagia disana, pasti banyak bidadari yang ingin menjadi teman kamu dan pasti
ada pangeran yang dapat membuat kamu bahagia.. Windyku sayang….
Created : Inggrat Welano
0 komentar:
Posting Komentar