SURAT CINTA UNTUK BUNDA
Bunda, sungguh pengorbanan yang engkau
berikan untukku takkan dapat tergantikan.
Bunda, ketulusanmu dalam merawatku tak ada yang bisa
menandingi.
Bunda, Sembilan bulan bukanlah waktu yang sebentar. Tapi
engkau mampu membawaku kemanapun dengan senyuman di wajah indahmu. Meskipun
engkau sangat kesusahan tapi tidak pernah engkau membenciku karena telah
menyusahakan mu bunda.
Bunda, engkau pertaruhkan nyawamu agar aku dapat hadir di
dunia ini. Engkau tidak mengkhawatirkan nyawamu tapi engkau sangat
mengkhawatirkan akan keselamatanku.
Bunda, sungguh
dosanya aku padamu. Mengganggu tidurmu di tengah malam, meminta kau menyusuiku
setiap dua jam, memintamu menggendongku disaat engkau sudah tidak mampu berdiri, meminta hal yang sebenarnya engkau
tidak mampu memberikannya.
Bunda, tidak cukup di siang hari aku menyusahkanmu tapi di
malam hari pun aku mengganggu waktu tidurmu.
Di
saat aku terluka, bunda datang dengan kasih sayang, mengobatiku dan membuat aku
berhenti menangis. Bunda dengan hati yang tulus kau selalu menggenggam tanganku
dengan kasih sayangmu, kau bantu aku berdiri disaat ku terjatuh. Terkadang aku
melukaimu bunda, tidak mendengarkan perkataanmu. Kini aku tahu bunda, kenapa
dulu engkau melarangku, itu semua karena engkau menyayangiku. Bunda tidak ingin
aku terluka, bunda tidak ingin terjadi sesuatu padaku bukan..?
Bunda, disaat letih karena pekerjaanmu engkau tetap tersenyum
padaku dan mengatakan engkau baik-baik saja. Di saat aku kelaparan dan hanya
ada sepiring nasi di rumah kita, kau memberikannya padaku dan mengatakan kalau
engkau tidak lapar. Dengan sangat lahap aku memakannya padahal saat itu engkau sedang
menahan rasa lapar, sungguh egoiskah aku bunda.
Bunda, kini aku mulai memasuki usia remaja. Aku mulai sibuk
dengan urusanku sendiri. Aku lebih sering bersama teman-temanku dan tidak mendengarkan
perkataanmu lagi. Bahkan aku lebih mendengarkan perkataan teman-temanku dan
mulai membohongimu.
Bunda, saat itu aku
marah karena engkau tidak memenuhi apa yang aku pinta. Aku marah, membentakmu dan membuatmu menangis.
Sungguh bunda, durhakakah aku..? aku hanya mengikuti egoku tanpa memikirkan
hati tulusmu.
Bunda, terkadang aku merasa engkau sudah tidak menyayangiku
lagi. Padahal akulah yang telah berlari dari kasih sayangmu. Berlari mencari
kasih sayang yang tidak pasti.
Bunda, disaat aku terluka, aku terjatuh, dan aku hilang
arah. Aku membutuhkanmu bunda, bantu aku untuk berdiri, untuk menghadapi
masalahku bunda.
Bunda, aku menyesal tidak mendengarkan kata-katamu, aku
menyesal karena mengira engkau tidak menyayangiku lagi. Karena egoku begitu
besar sehingga tidak dapat melihat kasih sayang dan ketulusanmu. Maafkan aku
bunda.
Bunda, andai saja engkau tidak disampingku dan tidak selalu
mendukungku mungkin aku akan hilang arah.
Bunda,
ketika aku bertanya padamu tentang dunia yang baru ku kenal, engkau selalu
menjawab dengan sabar. Tapi bunda ketika matamu sudah tidak bisa melihat dengan
sempurna, ingatanmu mulai berkurang, engkau berkata padaku.. "nak, tolong
bacakan resep ini," aku membacanya dan engkau memintaku mengulanginya.
Lalu bunda memintaku mengulanginya lagi untuk yang ketiga kalinya dan aku
langsung marah. Bunda betapa jahatnya anakmu ini, kau selalu membacakan apapun
untukku, menjawab semua pertanyaanku dan memberitahuku hal yang tidak aku
ketahui sampai seribu kali, kau tidak pernah marah bunda.. Sungguh engkau
malaikatku, malaikat tanpa sayapku, malaikat hidup dan matiku..
Bunda,
aku menyadari terlalu sering menyakitimu, membohongimu, memarahimu bahkan
membentakmu. tapi bunda aku sangat menyayangimu.
Bunda
benar, engkau adalah pahalaku, engkau adalah ibadahku, engkau adalah jalanku
menuju surgaMu.
Bunda, maafkanlah aku yang selalu menyusahkanmu, maafkan aku
yang selalu membuat mata indahmu menangis, maafkanlah aku yang selalu melukai
perasaanmu. Aku sadar bunda, seribu kata maaf pun tidak akan mampu menghapus
semua dosaku padamu. Aku tahu bunda, ridho Tuhanku tergantung pada ridhomu.
Bunda, aku sangat mencintaimu, aku sangat menyayangimu, aku
sangat membutuhkanmu. Bunda maafkan aku, karena cintaku padamu tidak melebihi
cintaku pada Tuhanku itulah yang selalu bunda katakana padaku. Bunda, tetaplah disampingku,
membantuku menghadapi dunia ini.
Bunda, kasih sayang dan cintamu tidak akan aku dapati
dimanapun karena kasih sayang itu tulus dan tidak dapat di beli.
Bunda,
Betapa berharganya bunda dalam hidupku. Bundalah pelita hatiku, permata hatiku,
penyemangat hidupku, cinta abadiku di dunia dan akhirat. Aku takut kehilanganmu
Bunda. Membayangkanmu meninggalkanku saja aku tidak mampu bunda, dan aku tidak
sanggup untuk membayangkannya.
Bunda,
Keinginanku sederhana, ingin slalu melihat bunda tersenyum. Dan aku tidak ingin
lagi melihat tetesan air matamu bunda. Aku sangat menginginkan bunda
bahagia dan selalu memelukku.
Maafkanlah
anakmu ini bunda.
Teruntuk
ibundaku tersayang
Nama : Inggrat Welano
Pendidikan Agama Islam B
1 komentar:
keren....
Posting Komentar